Kamis, 07 Januari 2010

Yang Mana Hak dan Kewajiban Kita (Manusia dan Tanggung Jawab)

Bumi secara garis besar dibagi menjadi 3 bagian : Udara, Air, dan Darat. Dan kegiatan hingga hari ini adalah tak lain berorientasi ke Ekonomi/Uang, untuk mendapatkan, menumpuk, ataupun menghambur-hamburkan. Manusia berlomba-lomba mencari atau menumpuk uang dengan tidak menghiraukan lingkungan atau alam sekitar. Manusia terlalu fanatik dengan nilai yang disebut uang ini.
Pernah sadar bahwa Udara yang kita hirup hari ini sudah terkontaminasi dengan berbagai macam racun hasil produksi pabrik-pabrik? Diamana sebelumnya kita tak pernah menghirup udara yang terkontaminasi ini. Sehingga menimbulkan kegelisaha seluruh umat dunia dengan isu Global Warming (atau apalah). Apakah ini adalah resiko untuk suatu peradaban baru, yang lebih maju hingga hak kita untuk menghirup Udara bebas Toxin/bersih di kebiri? Oxigen bersih saja dirumah sakit harus dibayar dengan uang bertumpuk. Burung burung kotor, dan siapa yang memakan burung burung itu dengan berjejernya warung makan lesehan di pinggir-pinggiran jalan raya? Polusi menempel pada makanan makanan ringan serupa gorengan yang berderet meminta dibeli. Sudahkah kita merasa bebas dengan udara yang kita hirup sekarang? Apa aku dan kamu tak merasa gelisah dengan keadaan udara hari ini? Aku gelisah apabila harus mewariskan keadaan ini ke anak-cucu kita kelak. Lapis ozon mulai berlubang, cahaya matahari masuk tak bertirai tembus ke bumi. Bakal-bakal bunga indah tak mekar merdu di taman kota. Daun-daun berlubang bukan lagi karena ulat, tapi digeregot angin angin panas. Kita akan terbakar!! Wajah langit menangis, sedang kita tak perduli.
Pernah kawan menyempatkan diri melihat selokan kecil dipojokan kota Jakarta (atau kota besar lainnya)? Bening? Sebening air kulkas yang setiap harinya kita minum apabila dibakar mentari siang tadi? Apabila menjawab bening, kawan telah berbohong! Kotor! Apalagi disekitar pabrik pabrik pembuang limbah, mungkin beradu dengan beberapa warna lainya selain hitam. Mungkin kita tau kemana aliran selokan atau sungai-sungai ini berlabuh, muarakan? Dari muara lalu kemana? ke Lautkan? Berapa makhluk hidup yang tinggal di ekosistem laut? Pernah kawan menghitungnya? Saya rasa tak akan terhitung walaupun kawan dengan sengaja ingin menghitungnya. Siapa yang memakan ikan-ikan dari laut ini? Sedangkan air laut hari ini terkontaminasi dari muara yang penuh sampah atau limbah. Yang kawan minum itu adalah air yang entah darimana penyulingan atau pengambilannya. Kita tidak tau, hanya percaya oleh merk tertentu satu korporasi saja (contoh : Aqua) bahwa air itu terjamin kualitasnya. Sedangkan dimana hak bebas kita untuk mengkonsumsi air bersih tanpa harus menjadi komoditas suatu perusahan? Aku sedih ketika sadar kalau air yang hari ini kita konnsumsi adalah hasil penyulingan dengan setumpukan sampah lalu diberi zat kimia penjernih. Aku mulai gelisah ketika setiap orang harus membuang sampahnya ke selokan atau sungai sekitar. Banjir adalah suatu hasil dari kemarahan air ketika dia merasa jenuh ditumpuk dengan sampah-sampah. Siapa yang rugi? Aku dan Kau mungkin akan merasa gelisah ketika setiap akhir tahun saudara kita terancam banjir di jakarta sana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog