Rabu, 03 November 2010

Serakah!

"Tanah yang kita pijak adalah sejarah yang tak tercatat..." (Muktimukti - Senyum Busuk Amerika)

Ini adalah salah satu contoh gambar akibat keserakahan akan uang, manusia. Setiap hasil alam adalah uang. Instink liar dan serakah manusia membuat setiap warisan tidak sadar kita hilang dan setiap harinya semakin menipis. Salah satu contohnya adalah gambarr penebangan liar diatas. Jika setiap hutan ditebang pohonnya sama dengan menabung longsor dan menghilangkan oksigen. Bahwa pasti sesungguhnya kita dalam keadaan yang tidak baik.

Kamis, 23 September 2010

Efek Psikologis Facebook bagi Kesehatan Mental

Beberapa waktu lalu muncul laporan mengenai tanda-tanda orang kecanduan Facebook atau situs jejaring sosial lainnya, misalnya Anda mengubah status lebih dari dua kali sehari dan rajin mengomentari perubahan status teman. Anda juga rajin membaca profil teman lebih dari dua kali sehari meski ia tidak mengirimkan pesan atau men-tag Anda di fotonya.

Laporan terbaru dari The Daily Mail menyebutkan, kecanduan situs jejaring sosial seperti Facebook atau MySpace juga bisa membahayakan kesehatan karena memicu orang untuk mengisolasikan diri. Meningkatnya pengisolasian diri dapat mengubah cara kerja gen, membingungkan respons kekebalan, level hormon, fungsi urat nadi, dan merusak performa mental. Hal ini memang
bertolak belakang dengan tujuan dibentuknya situs-situs jejaring sosial, di mana pengguna diiming-imingi untuk dapat menemukan teman-teman lama atau berkomentar mengenai apa yang sedang terjadi pada rekan Anda saat ini.

Suatu hubungan mulai menjadi kering ketika para individunya tak lagi menghadiri social gathering, menghindari pertemuan dengan teman-teman atau keluarga, dan lebih memilih berlama-lama menatap komputer (atau ponsel). Ketika akhirnya berinteraksi dengan rekan-rekan, mereka menjadi gelisah karena "berpisah" dari komputernya.

Si pengguna akhirnya tertarik ke dalam dunia artifisial. Seseorang yang teman-teman utamanya adalah orang asing yang baru ditemui di Facebook atau Friendster akan menemui kesulitan dalam berkomunikasi secara face-to-face. Perilaku ini dapat meningkatkan risiko kesehatan yang serius, seperti kanker, stroke, penyakit jantung, dan dementia (kepikunan), demikian
menurut Dr Aric Sigman dalam The Biologist, jurnal yang dirilis oleh The Institute of Biology.

Pertemuan secara face-to-face memiliki pengaruh pada tubuh yang tidak terlihat ketika mengirim e-mail. Level hormon seperti oxytocin yang mendorong orang untuk berpelukan atau saling berinteraksi berubah, tergantung dekat atau tidaknya para pengguna. Beberapa gen, termasuk gen yang berhubungan dengan sistem kekebalan dan respons terhadap stres, beraksi secara berbeda, tergantung pada seberapa sering interaksi sosial yang dilakukan seseorang dengan yang lain.

Menurutnya, media elektronik juga menghancurkan secara perlahan-lahan kemampuan anak-anak dan kalangan dewasa muda untuk mempelajari kemampuan sosial dan membaca bahasa tubuh. "Salah satu perubahan yang paling sering dilontarkan dalam kebiasaan sehari-hari penduduk Inggris adalah pengurangan interaksi dengan sesama mereka dalam jumlah menit per hari. Kurang dari dua dekade, jumlah orang yang mengatakan bahwa tidak ada orang yang dapat diajak berdiskusi mengenai masalah penting menjadi berlipat."

Kerusakan fisik juga sangat mungkin terjadi. Bila menggunakan mouse atau memencet keypad ponsel selama berjam-jam setiap hari, Anda dapat mengalami cidera tekanan yang berulang-ulang. Penyakit punggung juga merupakan hal yang umum terjadi pada orang-orang yang menghabiskan banyak waktu duduk di depan meja komputer. Jika pada malam hari Anda masih sibuk mengomentari
status teman Anda, Anda juga kekurangan waktu tidur. Kehilangan waktu tidur dalam waktu lama dapat menyebabkan kantuk berkepanjangan, sulit berkonsentrasi, dan depresi dari sistem kekebalan. Seseorang yang menghabiskan waktunya di depan komputer juga akan jarang berolahraga sehingga kecanduan aktivitas ini dapat menimbulkan kondisi fisik yang lemah, bahkan obesitas.

Tidak heran jika Dr Sigman mengkhawatirkan arah dari masalah ini. "Situs jejaring sosial seharusnya dapat menjadi bumbu dari kehidupan sosial kita, namun yang kami temukan sangat berbeda. Kenyataannya situs-situs tersebut tidak menjadi alat yang dapat meningkatkan kualitas hidup, melainkan alat yang membuat kita salah arah," tegasnya.

Namun, bila aktivitas Facebook Anda masih sekadar sign in, mengonfirmasi friend requests, lalu sign out, tampaknya Anda tak perlu khawatir bakal terkena risiko kanker, stroke, bahkan menderita pikun.

Rabu, 10 Maret 2010

Definisi Konsepsional Kreativitas dan Definisi Operasional Kreativitas

Definisi Konsepsional Kreativitas

Suatu yang menggambarkan adanya hubungan antara konsep yang khusus dengankonsep yang akan diteliti. Konsepsional juga digunakan untuk mendefinisikan pengertian didalam penelitian, agar tidak mengalami pembiasan dalam pengumpulan data hingga pada tahap analisis penelitian.

Definisi Operasional Kreativitas

Kretivitas merupakan : “Kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan originalitas dalam berfikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkayam memperinci) suatu gagasan”.(Munandar SCU, 1077)

Dari beberapa uraian definisi di atas dapat dikemukakan bahwa kreativitas pada intinya merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk cirri-ciri aptitude maupun non aptitude, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.

Pengertian kreativitas menunjukkan ada tiga tekanan kemampuan yaitu yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengkombinasikan, memecahkan/ menjawab masalah, dan cerminan kemampuan operasional anak kreatif (Utami Munandar: 1992)

TEORI PROSES KREATIF TEORI- TEORI KREATIVITAS

TEORI PRIBADI KREATIF
1. PSIKOANALISIS

Psikoanalisa memandang kreativitas sebagai hasil untuk mengatasi suatu masalah yang biasanya di mulai dari sejak anak-anak,Pribadi Kreatif seseorang dilihat dipandang dari pengalaman yang terjadi pada seseorang seperti pengalaman Traumatis yang dihadapi sehinggah memungkinkan gagasan-gagasanyang disadari dan tidak di sadari bercampur menjadi pemecahan inovatif dari trauma.

Dalam membahas teori pribadi yang kreatif ada beberapa landasan teori yang perlu diketahui, antara lain adalah teori psikoanalisis yang di kemukakan oleh:

^Sigmud Freud^

Dr.Freud adalah neulog austria dan pendiri aliran psikoanalisis dalam psikologi. psikoanalisis adalah gerakan yang mempopulerkan teori bahwa motif tidak sadar mengendalikan sebagian besar perilaku. Teori “psikoanalisis Freud” memusatkan perhatian pada pentingnya pengalaman masa kanak-kanak awal. dalam pandangannya, benih dari gangguan psikologis sudah di tanamkan pada tahun-tahun awal pertumbuhan.

Freud juga mengemukakan tentang tiga struktur dalam kepribadian yaitu antara lain adalah id,ego,dan superego. sesuai dengan yang di kemukakan oleh freud bahwa id adalah komponen kepribadian yang berisi impuls agresif dan libinal, dan sistem kerjanya adalah dengan prinsip kesenangan “pleasure principle“. dan ego adalah bagian kepribadian yang bertugas sebagai pelaksana, sistem kerja pada ego di dunia luar untuk menilai realita dan berhubungan dengan dunia dalam untuk mengatur dorongan id agar tidak melanggar. serta yang disebut dengan superego adalah bagian moral dari kepribadian manusia, karena merupakan filter dari sesuatu yang dilaksanakan untuk dorongan ego. Menurut Freud id adalah struktur tertua dari struktur lainnya, semua itu dikarenakan id sudah ada sejak manusia lahir. Dan antara id,ego,superego saling terkait satu sama lainnya.

2. HUMANISTIK

Teori Humanistik melekat kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi.Teori Humanistik meliputi:

^ Teori Maslow^

Abraham Maslow (1908-1970) berpendapat manusia mempunyai naluri-naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan.
Kebutuhan tersebut adalah:
- Kebutuhan fisik/biologis
- Kebutuhan akan rasa aman
- Kebutuhan akan rasa dimiliki (sense of belonging) dan cinta
- Kebutuhan akan penghagaan dan harga diri
- Kebutuhan aktualisasi / perwujudan diri
- Kebutuhan estetik

Kebutuhan-kebutuhan tersebut mempunyai urutan hierarki. Keempat Kebutuhan pertama disebut kebutuhan “deficiency”. Kedua Kebutuhan berikutnya (aktualisasi diri dan estetik atau transendentasi) disebut kebutuhan “being”. Proses perwujudan diri erat kaitannya dengan kreativitas. Bila bebas dari neurosis, orang yang mewujudkan dirinya mampu memusatkan dirinya pada yang hakiki. Mereka mencapai “peak experience” saat mendapat kilasan ilham (flash of insight).

TEORI PROSES KREATIF

Teori Proses Kreatif dikemukakan oleh dua Teori, yaitu :
1. Teori Wallas

Wallas menjelaskan pada peringkat awal proses kreativiti adalah mengumpulkan dan menghimpunkan data serta bahan yang diperlukan untuk penyelesaian sesuatu permasalahan atau pemikiran kreatif. Pada peringkat ini juga seseorang individu itu perlu peka terhadap permasalahan ataupun isu yang akan dicoba diselesaikan. Contohya, semua idea-idea ataupun saranan yang diperoleh pada peringkat ini merangkumi dari semua arah. Seterusnya semua idea-idea dan saranan itu coba dikenal pasti tentang kesahihan, kewujudan dan persoalannya. Pada peringkat akan berlaku proses penyiasatan yang terperinci bagi tujuan untuk memperkayakan idea-idea ataupun saranan tadi.

. Teori Belahan Otak

Perkembangan kreativitas sangat erat kaitannya dengan perkembangan kognitif individu karena kreativitas sesungguhnya merupakan perwujudan dari pekerjaan otak. Para pakar kreativitas, misalnya Clark (1988) dan Gowan (1989) melalui Teori Belahan Otak (Hemisphere Theory) mengatakan bahwa sesungguhnya otak manusia itu menurut fungsinya terbagi menjadi dua belahan, yaitu belahan otak kiri (left hemisphere) dan belahan otak kanan (right hemisphere). Otak belahan kiri mengarah kepada cara berfikir konvergen (convergen thinking), sedangkan otak belahan kanan mengarah kepada cara berfikir menyebar (difergent thinking).

TEORI PENDORONG KREATIF

Kreativitas menekankan pada factor pendorong internal yaitu diri sendiri dan eksternal, yaitu lingkungan social dan psikologis. Factor internal termasuk motivasi intrinsic (pendorong internal). Dan lingkungan social yang kondusif (pendorong eksternal). (Munandar, 1999:28.29).

TEORI PRODUK KREATIF

Teori produk kreatif yaitu; menunjuk kepada hasil perbuatan, kinerja, atau karya seseorang dalam dalam bentuk barang, atau gagasan. Kriteria ini dipandang sebagai yang paling eksplisit untuk menentukan kreativitas seseorang, sehingga disebut sebagai ”kriteria puncak” bagi kreativitas (Amabile, 1983). Dalam operasi penilaiannya, proses identifikasi kreativitas dilakukan melalui analisis obyektif terhadap produk, pertimbangan subyektif oleh peneliti, atau peneliti ahli, dan melalui tes .

Produk kreatif menunjuk pada hasil perbuatan kinerja, atau karya seseorang dalam bentuk barang atau gagasan sehingga disebut Puncak kreativitas “Kriteria Puncak”. Suatu produk kreatif harus memiliki nilai kebaruan yang menggambarkan satu kemampuan melahirkan ide atau produk yang benar-benar baru, baik dan berguna bagi masyarakat.
Untuk melihat sejauhmana suatu produk dikatakan kreatif, misalnya mengenai kriteri produk kreatif di bidang keilmuan MC Pherson (1963: 24), menyebutkan sebelas indikator antara lain sebagai berikut:
a. Patents
b.Patents disclosures (keterbukaan)
c. Publications
d.Unpublished research report.
e. Unprinted oral presentation (presentasi terselubung).
f. improved process (proses memperbaiki)
g. new instrument (instrument atau alat baru).
h. new analytical methods (metode analisis baru)
i. ideas
j. new products
k. new compounds (bahan baru).

Pada semua indicator diatas tampak bahwa kualitas produk kreatif ditentukan oleh sejauhmana produk tersebut memiliki kebaruan, bermanfaat dan dapat menyelesaikan masalah. Ini karena produk kreatif secara langsung menggambarkan penampilan actual seseorang dalam kegiatan kreatif.

Pengertian Kreativitas 4P (Personal, Press, Proses, Product)

Pengertian Kreativitas
Kreatifitas merupakan suatu bidang kajian yang kompleks, yang menimbulkan berbagai perbedaan pandangan. Perbedaan definisi kreativitas yang dikemukakan oleh banyak ahli merupakan definisi yang saling melengkapi. Sudut pandang para ahli terhadap kreativitas menjadi dasar perbedaan dari definisi kreativitas. Definisi kreativitas tergantung pada segi penekanannya, kreativitas dapat didefinisikan kedalam empat jenis dimensi sebagai Four P’s Creativity, yaitu dimensi Person,Proses, Press dan Product sebagai berikut :
1. Definisi kreativitas dalam dimensi Person
Definisi pada dimensi person adalah upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada individu atau person dari individu yang dapat disebut kreatif.
“Creativity refers to the abilities that are characteristics of creative people” (Guilford, 1950 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001)
“Creative action is an imposing of one’s own whole personality on the environment in an unique and characteristic way”
(Hulbeck, 1945 dikutip Utami Munandar, 1999)
Guilford menerangkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan atau kecakapan yang ada dalam diri seseorang, hal ini erat kaitannya dengan bakat. Sedangkan Hulbeck menerangkan bahwa tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya. Definisi kreativitas dari dua pakar diatas lebih berfokus pada segi pribadi.
2. Kreativitas dalam dimensi Process
Definisi pada dimensi proses upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada proses berpikir sehingga memunculkan ide-ide unik atau kreatif.
“Creativity is a process that manifest in self in fluency, in flexibility as well in originality of thinking” (Munandar, 1977 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001).
Utami Munandar menerangkan bahwa kreativitas adalah sebuah proses atau kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibititas), dan orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci), suatu gagasan. Pada definisi ini lebih menekankan pada aspek proses perubahan (inovasi dan variasi). Selain pendapat yang diuraikan diatas ada pendapat lain yang menyebutkan proses terbentuknya kreativitas sebagai berikut :

Wallas (1976) dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001 mengemukakan empat tahap dalam proses kreatif yaitu :
Tahap Persiapan; adalah tahap pengumpulan informasi atau data sebagai bahan untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini terjadi percobaan-percobaan atas dasar berbagai pemikiran kemungkinan pemecahan masalah yang dialami.
Inkubasi; adalah tahap dieraminya proses pemecahan masalah dalam alam prasadar. Tahap ini berlangsung dalan waktu yang tidak menentu, bisa lama (berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun), dan bisa juga hanya sebentar (hanya beberapa jam, menit bahkan detik). Dalam tahap ini ada kemungkinan terjadi proses pelupaan terhadap konteksnya, dan akan teringat kembali pada akhir tahap pengeraman dan munculnya tahap berikutnya.
Tahap Iluminasi; adalah tahap munculnya inspirasi atau gagasan-gagasan untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini muncul bentuk-bentuk cetusan spontan, seperti dilukiskan oleh Kohler dengan kata-kata now, I see itu yang kurang lebihnya berarti “oh ya”.
Tahap Verifikasi; adalah tahap munculnya aktivitas evaluasi tarhadap gagasan secara kritis, yang sudah mulai dicocokkan dengan keadaan nyata atau kondisi realita.
Dari dua pendapat ahli diatas memandang kreativitas sebagai sebuah proses yang terjadi didalam otak manusia dalam menemukan dan mengembangkan sebuah gagasan baru yang lebih inovatif dan variatif (divergensi berpikir).
3. Definisi Kreativitas dalam dimensi Press
Definisi dan pendekatan kreativitas yang menekankan faktor press atau dorongan, baik dorongan internal diri sendiri berupa keinginan dan hasrat untuk mencipta atau bersibuk diri secara kreatif, maupun dorongan eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis. Definisi Simpson (1982) dalam S. C. U. Munandar 1999, merujuk pada aspek dorongan internal dengan rumusannya sebagai berikut :
“The initiative that one manifests by his power to break away from the usual sequence of thought”
Mengenai “press” dari lingkungan, ada lingkungan yang menghargai imajinasi dan fantasi, dan menekankan kreativitas serta inovasi. Kreativitas juga kurang berkembang dalam kebudayaan yang terlalu menekankan tradisi, dan kurang terbukanya terhadap perubahan atau perkembangan baru.
4. Definisi Kreativitas dalam dimensi Product
Definisi pada dimensi produk merupakan upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada produk atau apa yang dihasilkan oleh individu baik sesuatu yang baru/original atau sebuah elaborasi/penggabungan yang inovatif.
“Creativity is the ability to bring something new into existence”
(Baron, 1976 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001)
Definisi yang berfokus pada produk kreatif menekankan pada orisinalitas, seperti yang dikemukakan oleh Baron (1969) yang menyatakan bahwa kreatifitas adalah kemampuan untuk menghasilkan/menciptakan sesuatu yang baru. Begitu pula menurut Haefele (1962) dalam Munandar, 1999; yang menyatakan kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna sosial. Dari dua definisi ini maka kreatifitas tidak hanya membuat sesuatu yang baru tetapi mungkin saja kombinasi dari sesuatu yang sudah ada sebelumnya.
Dari berbagai pengertian yang dikemukakan oleh para ahli untuk menjelaskan makna dari kreativitas yang dikaji dari empat dimensi yang memberikan definisi saling melengkapi. Untuk itu kita dapat membuat berbagai kesimpulan mengenai definisi tentang kreativitas dengan acuan beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli.
Dari beberapa uraian mengenai definisi kreativitas yang dikemukakan diatas peneliti menyimpulkan bahwa :
“Kreativitas adalah proses konstruksi ide yang orisinil (asli), bermanfaat, variatif (bernilai seni) dan inovatif (berbeda/lebih baik)”.
Pengertian Kreativitas
Kreatifitas merupakan suatu bidang kajian yang kompleks, yang menimbulkan berbagai perbedaan pandangan. Perbedaan definisi kreativitas yang dikemukakan oleh banyak ahli merupakan definisi yang saling melengkapi. Sudut pandang para ahli terhadap kreativitas menjadi dasar perbedaan dari definisi kreativitas. Definisi kreativitas tergantung pada segi penekanannya, kreativitas dapat didefinisikan kedalam empat jenis dimensi sebagai Four P’s Creativity, yaitu dimensi Person,Proses, Press dan Product sebagai berikut :
1. Definisi kreativitas dalam dimensi Person
Definisi pada dimensi person adalah upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada individu atau person dari individu yang dapat disebut kreatif.
“Creativity refers to the abilities that are characteristics of creative people” (Guilford, 1950 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001)
“Creative action is an imposing of one’s own whole personality on the environment in an unique and characteristic way”
(Hulbeck, 1945 dikutip Utami Munandar, 1999)
Guilford menerangkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan atau kecakapan yang ada dalam diri seseorang, hal ini erat kaitannya dengan bakat. Sedangkan Hulbeck menerangkan bahwa tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya. Definisi kreativitas dari dua pakar diatas lebih berfokus pada segi pribadi.
2. Kreativitas dalam dimensi Process
Definisi pada dimensi proses upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada proses berpikir sehingga memunculkan ide-ide unik atau kreatif.
“Creativity is a process that manifest in self in fluency, in flexibility as well in originality of thinking” (Munandar, 1977 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001).
Utami Munandar menerangkan bahwa kreativitas adalah sebuah proses atau kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibititas), dan orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci), suatu gagasan. Pada definisi ini lebih menekankan pada aspek proses perubahan (inovasi dan variasi). Selain pendapat yang diuraikan diatas ada pendapat lain yang menyebutkan proses terbentuknya kreativitas sebagai berikut :
Wallas (1976) dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001 mengemukakan empat tahap dalam proses kreatif yaitu :
Tahap Persiapan; adalah tahap pengumpulan informasi atau data sebagai bahan untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini terjadi percobaan-percobaan atas dasar berbagai pemikiran kemungkinan pemecahan masalah yang dialami.
Inkubasi; adalah tahap dieraminya proses pemecahan masalah dalam alam prasadar. Tahap ini berlangsung dalan waktu yang tidak menentu, bisa lama (berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun), dan bisa juga hanya sebentar (hanya beberapa jam, menit bahkan detik). Dalam tahap ini ada kemungkinan terjadi proses pelupaan terhadap konteksnya, dan akan teringat kembali pada akhir tahap pengeraman dan munculnya tahap berikutnya.
Tahap Iluminasi; adalah tahap munculnya inspirasi atau gagasan-gagasan untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini muncul bentuk-bentuk cetusan spontan, seperti dilukiskan oleh Kohler dengan kata-kata now, I see itu yang kurang lebihnya berarti “oh ya”.
Tahap Verifikasi; adalah tahap munculnya aktivitas evaluasi tarhadap gagasan secara kritis, yang sudah mulai dicocokkan dengan keadaan nyata atau kondisi realita.
Dari dua pendapat ahli diatas memandang kreativitas sebagai sebuah proses yang terjadi didalam otak manusia dalam menemukan dan mengembangkan sebuah gagasan baru yang lebih inovatif dan variatif (divergensi berpikir).
3. Definisi Kreativitas dalam dimensi Press
Definisi dan pendekatan kreativitas yang menekankan faktor press atau dorongan, baik dorongan internal diri sendiri berupa keinginan dan hasrat untuk mencipta atau bersibuk diri secara kreatif, maupun dorongan eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis. Definisi Simpson (1982) dalam S. C. U. Munandar 1999, merujuk pada aspek dorongan internal dengan rumusannya sebagai berikut :
“The initiative that one manifests by his power to break away from the usual sequence of thought”
Mengenai “press” dari lingkungan, ada lingkungan yang menghargai imajinasi dan fantasi, dan menekankan kreativitas serta inovasi. Kreativitas juga kurang berkembang dalam kebudayaan yang terlalu menekankan tradisi, dan kurang terbukanya terhadap perubahan atau perkembangan baru.
4. Definisi Kreativitas dalam dimensi Product
Definisi pada dimensi produk merupakan upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada produk atau apa yang dihasilkan oleh individu baik sesuatu yang baru/original atau sebuah elaborasi/penggabungan yang inovatif.
“Creativity is the ability to bring something new into existence”
(Baron, 1976 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001)
Definisi yang berfokus pada produk kreatif menekankan pada orisinalitas, seperti yang dikemukakan oleh Baron (1969) yang menyatakan bahwa kreatifitas adalah kemampuan untuk menghasilkan/menciptakan sesuatu yang baru. Begitu pula menurut Haefele (1962) dalam Munandar, 1999; yang menyatakan kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna sosial. Dari dua definisi ini maka kreatifitas tidak hanya membuat sesuatu yang baru tetapi mungkin saja kombinasi dari sesuatu yang sudah ada sebelumnya.
Dari berbagai pengertian yang dikemukakan oleh para ahli untuk menjelaskan makna dari kreativitas yang dikaji dari empat dimensi yang memberikan definisi saling melengkapi. Untuk itu kita dapat membuat berbagai kesimpulan mengenai definisi tentang kreativitas dengan acuan beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli.
Dari beberapa uraian mengenai definisi kreativitas yang dikemukakan diatas peneliti menyimpulkan bahwa :
“Kreativitas adalah proses konstruksi ide yang orisinil (asli), bermanfaat, variatif (bernilai seni) dan inovatif (berbeda/lebih baik)”

Kamis, 14 Januari 2010

Senja Adalah

Secara teknis senja adalah sisa, tapi secara nuansa dia pesona yang ajaib. Ia menjantungi lagu-lagu dan karya sastra, menjadi obyek fotografi yang populer, serta menghadirkan rasa sentimental yang khas. Lembayungnya merangkum warna seluruh hari, membiaskan kecantikan yang diarifkan pengalaman.

Secara teknis Idul Fitri yang telah berakhir adalah sisa, tapi secara nuansa dia pesona yang ajaib. Ia menghadirkan rasa sentimental yang khas dan menjantungi kebaikan yang akan kau jalani. Ia pun merangkum ibadahmu sepanjang Ramadhan lalu membiaskan kecantikan auratif yang diarifkan kesabaran.

Teman-teman, seperti apa senjamu ?

Semoga kamu merasa hangat dibalut warnanya …

Salamatahari, semoga selalu hangat dan cerah

Kamis, 07 Januari 2010

Yang Mana Hak dan Kewajiban Kita (Manusia dan Tanggung Jawab)

Bumi secara garis besar dibagi menjadi 3 bagian : Udara, Air, dan Darat. Dan kegiatan hingga hari ini adalah tak lain berorientasi ke Ekonomi/Uang, untuk mendapatkan, menumpuk, ataupun menghambur-hamburkan. Manusia berlomba-lomba mencari atau menumpuk uang dengan tidak menghiraukan lingkungan atau alam sekitar. Manusia terlalu fanatik dengan nilai yang disebut uang ini.
Pernah sadar bahwa Udara yang kita hirup hari ini sudah terkontaminasi dengan berbagai macam racun hasil produksi pabrik-pabrik? Diamana sebelumnya kita tak pernah menghirup udara yang terkontaminasi ini. Sehingga menimbulkan kegelisaha seluruh umat dunia dengan isu Global Warming (atau apalah). Apakah ini adalah resiko untuk suatu peradaban baru, yang lebih maju hingga hak kita untuk menghirup Udara bebas Toxin/bersih di kebiri? Oxigen bersih saja dirumah sakit harus dibayar dengan uang bertumpuk. Burung burung kotor, dan siapa yang memakan burung burung itu dengan berjejernya warung makan lesehan di pinggir-pinggiran jalan raya? Polusi menempel pada makanan makanan ringan serupa gorengan yang berderet meminta dibeli. Sudahkah kita merasa bebas dengan udara yang kita hirup sekarang? Apa aku dan kamu tak merasa gelisah dengan keadaan udara hari ini? Aku gelisah apabila harus mewariskan keadaan ini ke anak-cucu kita kelak. Lapis ozon mulai berlubang, cahaya matahari masuk tak bertirai tembus ke bumi. Bakal-bakal bunga indah tak mekar merdu di taman kota. Daun-daun berlubang bukan lagi karena ulat, tapi digeregot angin angin panas. Kita akan terbakar!! Wajah langit menangis, sedang kita tak perduli.
Pernah kawan menyempatkan diri melihat selokan kecil dipojokan kota Jakarta (atau kota besar lainnya)? Bening? Sebening air kulkas yang setiap harinya kita minum apabila dibakar mentari siang tadi? Apabila menjawab bening, kawan telah berbohong! Kotor! Apalagi disekitar pabrik pabrik pembuang limbah, mungkin beradu dengan beberapa warna lainya selain hitam. Mungkin kita tau kemana aliran selokan atau sungai-sungai ini berlabuh, muarakan? Dari muara lalu kemana? ke Lautkan? Berapa makhluk hidup yang tinggal di ekosistem laut? Pernah kawan menghitungnya? Saya rasa tak akan terhitung walaupun kawan dengan sengaja ingin menghitungnya. Siapa yang memakan ikan-ikan dari laut ini? Sedangkan air laut hari ini terkontaminasi dari muara yang penuh sampah atau limbah. Yang kawan minum itu adalah air yang entah darimana penyulingan atau pengambilannya. Kita tidak tau, hanya percaya oleh merk tertentu satu korporasi saja (contoh : Aqua) bahwa air itu terjamin kualitasnya. Sedangkan dimana hak bebas kita untuk mengkonsumsi air bersih tanpa harus menjadi komoditas suatu perusahan? Aku sedih ketika sadar kalau air yang hari ini kita konnsumsi adalah hasil penyulingan dengan setumpukan sampah lalu diberi zat kimia penjernih. Aku mulai gelisah ketika setiap orang harus membuang sampahnya ke selokan atau sungai sekitar. Banjir adalah suatu hasil dari kemarahan air ketika dia merasa jenuh ditumpuk dengan sampah-sampah. Siapa yang rugi? Aku dan Kau mungkin akan merasa gelisah ketika setiap akhir tahun saudara kita terancam banjir di jakarta sana.

Kasih Ibu Kepada Beta

Ada sebuah lagu kanak-kanak yang masih saya ingat, yang menggambarkan tulusnya kecintaan Ibu yang tanpa pamrih dan tak pernah putus kepada kita .

Kasih ibu kepada beta
tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi tak harap kembali
bagai sang surya menyinari dunia



Sewaktu kecil, penghayatan kita akan lagu tersebut pastinya akan sangat jauh berbeda dengan saat-saat kita menjadi dewasa. Terlebih lagi saat kita sendiri yang dilahirkan sebagai perempuan menjadi seorang ibu.

Seorang Ibu sedemikian tingginya dipuji dan dipuja di dalam banyak syair-syair dan lagu, bahkan di dalam kitab sucipun diwajibkan untuk mencintai Ibu setulus-tulusnya dan setinggi-tingginya. Namun di dalam kenyataan kehidupan kita sehari-hari sudahkah kita menempatkan Ibunda kita pada posisi yang seharusnya?

Banyak dari para Ibu dengan anak-anak yang sudah dewasa berpendapat bahwa dirinya bahagia selama anak-anaknya bahagia. Tak jarang sering kita melihat sendiri betapa kerasnya perjuangan orang tua kita, dan terutama Ibu-Ibu yang berjuang dalam menghidupi,mengasuh dan membesarkan anak-anak. Sehingga tidak jarang mereka bahkan tidak pernah mengenal kata “istirahat” atau bahkan mengenyam kenikmatan hidup karena waktu mereka hanya diisi dengan bekerja dan bekerja.

Banyak di antara jajaran para Ibu yang sejak masa muda hingga anak-anaknya dewasa begitu membanting tulang untuk membesarkan anak-anak mereka. Setelah anak-anak mereka dewasa,menikah dan memberikan cucu, malahan para nenek masih tetap terus mempunyai beban sebagai pengasuh cucu-cucu mereka sendiri. Alangkah ironisnya.

Meskipun Ibu-ibu kita pastinya sangat berbahagia berdekatan dengan cucu-cucunya, namun apakah ini balas budi yang kita berikan kepada Ibunda kita tercinta?

Sering kali saya bertanya-tanya, mengapa di Indonesia tidak ada Mother’s Day seperti di beberapa Negara Eropa dan Amerika? Apakah kita sebagai bangsa Indonesia, perempuan Indonesia yang mengidolakan diri sebagai bangsa yang berbudi luhur, merasa begitu maju sehingga tidak perlu mempunyai satu hari sebagai hari apresiasi, menunjukkan kecintaan kepada Ibunda dan Ayahanda?

Tinjauan Historis Mother’s Day dan Hari Ibu

Menilik sejarah Mother’s Day dan Hari Ibu, ternyata yang kita peringati di Indonesia sebagai Hari Ibu, adalah Ibu sebagai perempuan yang diharapkan maju dan berani, berharkat serta berpendidikan.

Perempuan Indonesia bersepakat menetapkan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu pada saat berlangsungnya Kongres Perempuan Indonesia III pada tahun 1938, dengan mengambil tanggal pertama berlangsungnya Kongres Perempuan Indonesia I di Yogyakarta,yang berlangsung pada 22-25 Desember 1928. Kongres I ini dihadiri oleh sekitar 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatera.

Dari Kongres Perempuan Indonesia I ini dirumuskan beberapa tuntutan, yaitu :
- penentangan terhadap perkawinan anak-anak dan kawin paksa
- penetapan syarat-syarat perceraian yang menguntungkan pihak perempuan
- sokongan pemerintah untuk para janda dan anak yatim
- beasiswa untuk anak perempuan dan sekolah-sekolah perempuan

Sebagai hasil dari kongres I ini, didirikan Perikatan Perkumpulan Perempuan Indonesia (PPPI) yang bertujuan menjadi pertalian segala perhimpunan perempuan Indonesia, memperbaiki nasib dan derajat perempuan Indonesia.

Selayaknya sebagai perempuan Indonesia kita berbangga hati, karena sudah hampir mendekati satu abad yang lalu perempuan Indonesia ternyata memiliki visi yang sangat maju dibandingkan dengan bayangan banyak orang mengenai perempuan Indonesia masa sebelum kemerdekaan. Ataukah kita yang terlena, sehingga seringkali kita tidak menyadari bahwa perempuan dan Ibu adalah suatu kata dan makna yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.

Sementara Mother’s Day berakar dari kebudayaan Yunani, yang mula-mula ditujukan untuk pemujaan terhadap Rhea, Ibu dari segala Dewa-dewi. Dilanjutkan oleh pemujaan bangsa Roma Kuno kepada Ibu dari segala Dewa-dewi mereka, Cybele. Tradisi ini dilanjutkan oleh kaum Kristiani dalam bentuk pemujaan kepada Mary, Ibunda Christ. Kemudian di Inggris, tradisi ini diterapkan untuk menghormati para Ibu, dan disebut sebagai Hari Minggu para Ibu.

Di Amerika, tradisi Mother’s Day baru ditetapkan secara nasional sebagai Mother’s Day pada tahun 1914 oleh Presiden Woodrow Wilson. Seorang Ibu bernama Anna Jarvis pada tahun 1907 memulai kampanye untuk memasyarakatkan Mother’s Day, sebagai peringatan atas kerja keras Ibundanya (yang bernama sama), yang semasa hidupnya mengenalkan Mother’s Work Day,yaitu satu hari untuk menggalang kesadaran bagi perbaikan kesehatan masyarakat miskin yang diyakininya terutama akan sangat bagus digalang oleh para Ibu. Anna Jarvis berangkat dari keinginan agar seluruh Ibu mendapatkan penghormatan atas segala jasa dan kerja keras mereka di dalam keluarga. Anna, mengirimkan surat kepada gereja-gereja, politikus, pengusaha hingga Presiden Taft dan Roosevelt untuk mendukung kampanyenya.

Dengan penetapan Mother’s Day sebagai National Holiday di Amerika, maka dimulailah tradisi-tradisi Mother’s Day, antara lain misa khusus gereja untuk merayakan Mother’s Day, mengirim surat kepada Ibu, mengirim kartu ucapan, mengirim bunga dan hadiah untuk Ibu.

Cinta kepada Bunda

Seringkali dinyatakan bahwa apapun yang kita lakukan dan persembahkan kepada orang tua kita,terutama kepada Ibu kita, tidak akan pernah terbalas jasa dan cinta yang telah kita terima dari orang tua dan Ibu kita tercinta.

Masih perlukah kita untuk membuat satu Hari Ibu dan satu Hari Ayah? Ataukah perlu kita mencanangkan satu Hari Orang Tua?

Di luar kontroversi dan polemik terhadap komersialisasi Mother’s Day di Negara-negara Eropa dan Amerika, dapatkah kita membuktikan rasa kecintaan dan penghormatan kita kepada Ibu secara kongkrit? Apakah kita memang selalu menjadi anak yang berbakti dan membahagiakan Ibu dan orang tua? Apakah Ibu kita sudah berbahagia?

Juga terlepas dari masalah apakah Ibu kita sudah berbahagia dengan apa yang dimilikinya sekarang ini atau belum, tidak ada salahnya bila kita memulai mengingatkan diri sendiri apakah perlakuan, perkataan dan perangai kita sehari-hari sebagai seorang anak terhadap Ibu tercinta sudah mencerminkan apresiasi dan kecintaan kita kepada Ibu secara tulus. Seulas senyum yang tulus jauh lebih berharga dari sebutir berlian. Namun sebutir berlian yang diberikan sebagai hasil kerja keras yang halal dan diberikan kepada Ibunda tercinta dengan tulus dan diiringi dengan senyuman yang ikhlas, pastilah akan diterima Ibu dengan bahagia.

Sementara di dalam budaya ketimuran Indonesia yang menjunjung tinggi keluhuran Ibu tidak ada Hari Ibu sebagai apresiasi kerja keras Ibu di dalam rumah tangga, bagaimanakah kita bisa berkata bahwa di dalam budaya kita yang luhur, kita telah memberikan penghormatan dan menunjukkan kecintaan kita kepada Ibu ?

Walaupun Ibu tidak pernah meminta untuk dihormati dan dicintai, tidak pernah meminta balas jasa, tidak pernah meminta untuk dipuja dan puji, sudah membudayakah cinta anak kepada orang tua dan Ibu ? Sepertinya, pada kebanyakan keluarga di Indonesia, apresiasi kecintaan anak kepada orang tua dan Ibu masih sebatas pada sikap menurut kepada kemauan orang tua. Pengungkapan cinta kasih kepada Ibu masih menjadi satu set dan tidak bisa terlepas dari orang tua yaitu Ayah dan Ibu. Taat, patuh dan berbakti kepada orang tua adalah tiga kata kunci yang masih dipegang oleh banyak keluarga sebagai syarat apresiasi kecintaan dan penghormatan kepada orang tua, terutama kepada Ibu.

Kadang ada yang menuangkan rasa kecintaan dalam bentuk puisi, syair atau surat. Ada pula yang menuliskannya di dalam diary atau buku harian. Kadang ada yang memberikan kartu atau hadiah saat ulang tahun atau ulang tahun perkawinan orang tua. Namun cara penuangan rasa cinta dan hormat ini bisa dikatakan hanya dilakukan oleh segelintir golongan di dalam masyarakat.

Salah satu hal yang paling sering dilakukan sebagai bukti kecintaan kepada orang tua adalah pulang kampung untuk berlebaran di rumah orang tua. Sungkeman atau bersimpuh/berlutut meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan sekaligus memohon doa dan restu dari orang tua adalah satu hal yang paling lazim dijumpai di dalam masyarakat kita. Banyak pula di dalam masyarakat yang mengatakan bahwa bentuk lain dari ungkapan kecintaan dan penghormatan kita kepada orang tua, adalah dengan merawat dan menjaga orang tua di hari tuanya.

Sekarang lihatlah kenyataan yang terjadi. Kehidupan yang semakin kompleks, sementara suami istri semakin banyak yang keduanya bekerja untuk menghidupi keluarga. Anak-anak akhirnya terpaksa dibesarkan dan diasuh lebih banyak oleh orang selain Ibu kandungnya sendiri. Apakah itu nenek, tante, pembantu rumah tangga atau baby sitter, atau petugas di tempat penitipan anak.

Bila perempuan Indonesia sudah membicarakan masalah penitipan anak sejak hampir satu abad yang lalu bagi buruh dan pekerja perkebunan, apakah pernah terpikir oleh kita sekarang apa kontribusi perempuan Indonesia masa kini terhadap kesejahteraan perempuan Indonesia baik sebagai pribadi, sebagai anggota masyarakat, sebagai istri dan sebagai ibu rumah tangga ?

Hari Ibu tanggal 22 Desember lebih tepat diubah namanya menjadi Hari Perempuan Indonesia. Sehingga masih ada tempat bagi mereka yang ingin mengistimewakan Ibunda tercinta di hari tertentu, meskipun hanya dengan seulas senyum yang tulus. Happy Mother’s Day Sincerely.

Sumber :
We R Mommies Indonesia

Arsip Blog